Minggu, 18 Juni 2017

SLA (Service Level Agreement) & Operational-Level Agreement (OLA)

SLA (Service Level Agreement)
SLA kependekan Service Level Agreement, SLA adalah perjanjian tingkat layanan yang diberikan dari ISP kepada pelanggannya, tingkat layanan terhadap gangguan yang terjadi pada internet sampai dengan proses perbaikan. Bisa diartikan juga jaminan atau kesanggupan dalam memberikan garansi layanan selama masa kontrak.
Apabila tingkat SLA yang telah disepakati bersama tidak terpenuhi, maka pelanggan berhak mendapatkan pengurangan pembayaran, dan pihak pemberi layanan harus mengevaluasi masalah yang terjadi agar dapat meningkatkan tingkat layanannya.
SLA sangat diperlukan untuk mengukur tingkat kinerja penyedia internet, hal ini akan memberikan kepuasan layanan yang diperoleh oleh pelanggan. semakin tinggi tingkat terpenuhinya SLA maka akan memberikan nilai positif bagi ISP, diharapkan akan menjadi rekomendasi kepada pelanggan lain yang ingin menggunakan jasa ISP tersebut.
Pihak Pelanggan akan merasa terjamin dari ketersedian informasi, layanan gangguan hingga penanganan masalah dari provider. sehingga pelanggan merasa aman dalam menjalankan aktifitasnya dari layanan yang baik. SLA yang rendah pada internet akan mengganggu, contohnya pada perusahaan yang bergerak pada perbankan, sekolah, dan lembaga lain yang aktifitas bisnisnya bergantung pada internet.

SLA multilevel: SLA dibagi ke dalam tingkat yang berbeda, masing-masing menangani beragam pelanggan untuk layanan yang sama, dalam SLA yang sama.
1.  SLA tingkat perusahaan: Meliputi semua manajemen tingkat layanan generik (sering disingkat SLM) yang sesuai untuk setiap pelanggan di seluruh organisasi. Isu-isu ini cenderung kurang stabil dan pembaruan (review SLA) kurang sering dibutuhkan.
2.   SLA tingkat pelanggan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan kelompok pelanggan tertentu, terlepas dari layanan yang digunakan.
3.  SLA tingkat layanan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan layanan spesifik, sehubungan dengan kelompok pelanggan khusus ini.

Contoh kasus :
Bagaimana sistem perhitungan SLAnya? Dari pengalaman biasanya nanti akan menggunakan satuan menit, dan dalam 30 hari ada 43200 menit. Misal SLAnya 99% maka jaminan uptimenya adalah 42768 menit, dan anda baru bisa mengklaim ganti rugi downtimenya setelah melewati waktu 432 menit atau 7,2 jam. Cukup lama kan? Ini cuma ilustrasi saja, banyak kok yang menggunakan angka 99,9% uptime dan ini cuma 43,2 menit. Atau malah lebih hebat lagi SLA 99,99% jadi sekitar 4,32 menit atau sekitar 259,2 detik.
Setelah batas waktu downtimenya terlewat baru bisa diperhitungkan klaim ganti ruginya. Banyak dari provider VPS menggunakan sistem pro-rate (pro-rata) dimana yang dikembalikan uangnya hanya selama downtime tersebut berlangsung. Misal kita pakai standar VPS 512MB dengan tarif $5 per bulan dan terjadi downtime selama 1 jam dan SLAnya sendiri 99.99%, maka:
60 menit/43200 menit * 5 USD =
0.00138888888 * 5 USD = 0.00694444444 USD
Ya… tidaklah besar atau berarti. Bahkan kadang lebih rugi dibandingkan potensi pendapatan selama down tadi apabila ini online shop. Tapi ada kok yang memberi jaminan 200% ganti rugi, tapi silahkan hitung saja sendiri 2 kali lipat dari hasil diatas jadi berapa. Tetap kecil kan? 
Moral ceritanya, SLA itu bagus dan menunjukkan kepercayaan diri providernya tapi jangan dijadikan acuan utama. Karena apabila pas down maka kita sendiri tidak mendapatkan ganti rugi yang sebanding. Dan biasakan melakukan backup rutin agar pas terdeteksi adanya masalah bisa langsung pindah ke provider lain, baik sementara atau permanen.
  OPERATIONAL-LEVEL AGREEMENT (OLA)
Perjanjian tingkat operasional (operational level agreement / OLA) adalah kontrak yang menentukan bagaimana berbagai kelompok TI dalam perusahaan berencana memberikan layanan atau rangkaian layanan atau dapat  di definisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level agreement (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. OLAs dirancang untuk mengatasi dan memecahkan masalah TI dengan menetapkan seperangkat kriteria tertentu dan menentukan rangkaian layanan TI tertentu yang masing-masing departemen bertanggung jawab.
          Perlu dicatat bahwa istilah Service Level Agreement (SLA) digunakan di banyak perusahaan saat membahas kesepakatan antara dua kelompok internal, namun sesuai dengan kerangka kerja ITAP untuk praktik terbaik, jenis kontrak internal ini harus disebut Sebuah Perjanjian Tingkat Operasional. operational-level agreement (OLA Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas, ringkas dan terukur.
Enam trik mdudah untuk mempelajari OLA
1. Tentukan semua layanan TI yang bertanggung jawab dalam Katalog Layanan.
2. Sebagai CIO, terlibat dalam proses ini dengan memahami apa yang dibutuhkan masing-masing layanan.
3. Tentukan pemain kunci (tim jaringan, kelompok server, dll) dan tanggung jawab mereka.
4. Letakkan setiap harapan kelompok TI untuk mengirimkan setiap layanan.
5. Datang dengan rencana kontingensi untuk kejadian tak terduga.
6. Uji dan uji ulang OLA, dan buat perubahan bila diperlukan. OLA, seperti SLA, seharusnya tidak statis dan harus memiliki tanggal mulai, tengah dan akhir.



Nama : ANDI MUHAMAD IHSAN
Kelas    : 2KA30
NPM     : 10115681

Bahasa Inggris 2 - Soal Ilmu Komputer

The earliest foundations of what would become computer science predate the invention of the modern digital computer. Machines for calcula...