Teknologi printing terus berkembang
pesat dari waktu ke waktu. Teknologi cetak yang awalnya hanya mampu menghasilkan
produk dua dimensi kini mampu menghasilkan benda–benda nyata yang menakjubkan.
Pengenalan 3D Printing Rapid prototyping atau saat ini dikenal dengan 3D
printing merupakan suatu proses pembentukan berbagai bentuk model digital
secara virtual dalam objek tiga dimensi. Seorang teknisi akan membuat
desain dalam format CAD lalu kemudian dikirimkannya ke mesin yang akan
membuat desain tersebut menjadi nyata. Teknologi 3D printing ini
menggunakan proses additive dimana setiap lapisan dari berbagai material
tercetak satu per satu dalam berbagai bentuk yang berbeda sebelum menjadi model
digital yang diinginkan sehingga lapisan–lapisan ini menjadi suatu objek nyata
dan konkrit.
Teknologi ini digunakan dalam pembuatan berbagai prototype dan distribusi manufaktur. Adapun berbagai bidang yang menggunakan teknologi ini di antaranya arsitektur, teknik, konstruksi, industrial design, automotif, aerospace, militer, medical industries, fesyen, sepatu, perhiasan, pendidikan, produksi makanan, informasi sistem geografis, dan sebagainya.
Teknologi ini digunakan dalam pembuatan berbagai prototype dan distribusi manufaktur. Adapun berbagai bidang yang menggunakan teknologi ini di antaranya arsitektur, teknik, konstruksi, industrial design, automotif, aerospace, militer, medical industries, fesyen, sepatu, perhiasan, pendidikan, produksi makanan, informasi sistem geografis, dan sebagainya.
Perkembangan 3D Printing
Pada dasarnya, teknologi ini bukanlah
hal baru seperti halnya saat ini saat ini sedang ramai diperbincangkan
masyarakat. Teknologi ini sudah ada sejak lama. Pertama kali, printer 3D dibuat
pada tahun 1984 oleh Chuck Hull, seorang pegawai 3D System Corp, namun
sayangnya material yang saat itu digunakan tidaklah cukup kuat untuk disebut
sebagai sebuah produk melainkan hanya sebagai sebuah model yang dipakai untuk
menggambarkan bentuk nyata dari desain digital. Teknologi 3D printing ini hanya
dapat dilakukan pada desain visual dengan material dasar berbahan
polimer atau semacam semen lunak, fiberglass, atau plastik. Pengembangan
terhadap teknologi ini terus dilakukan, sampai suatu perusahan desain 3D
berhasil menemukan sebuah material baru–nanocomposite– yang merupakan
dari berbagai material plastik dan besi sampai saat ini bisa dirasakan.
Saat ini, teknologi 3D printing
mampu mengolah bahan yang bermacam–macam,dari bahan cair maupun padat (bahan
cair akan dipadatkan terlebih dahulu), dan bahan–bahan tersebut
telah mengandung warna, sehingga memungkinkan para kreator atau pengguna untuk
berinovasi langsung sesuai dengan kreatifitasnya pada produk akhir. Bahkan pada
bulan November 2012 lalu, anak perusahaan General Electric USA (GE USA)
menjadi perbincangan hangat karena berhasil mengakuisisi sebuah
perusahaan kecil dengan 130 orang karyawan menggunakan sejumlah mesin cetak 3D.
Perusahaan ini adalah Morris Technologies berbasis di Cincinnati Ohio. Morris
Technologies membuat semua karyawannya bekerja menggunakan deskripsi
digital dari suatu obyek untuk dapat membentuk suatu produk dalam bentuk
fisiknya, selapis demi selapis.Salah satu teknologi yang digunakan oleh
perusahaan ini adalah laser sintering. Alat ini bekerja dengan cara menyebarkan
lapisan tipis serbuk logam ke platform pembangun dan kemudian mengeringkan
bahan ini dengan menggunakan sinar laser. Proses ini terus diulang berkali–kali
sampai obyek muncul. Sintering laser mampu memproduksi berbagai macam bentuk
dan bagian logam, termasuk komponen–komponen yang terbuat dari aerospace–grade
titanium, yang dapat digunakan sebagai komponen produksi pesawat General
Elektrik.
Selain itu, pengembangan teknologi
ini juga telah dilakukan dalam penciptaan senjata api untuk kepentingan
militer. Teknologi ini dapat menekan pengeluaran negara yang telah dianggarkan
untuk sistem keamanan dan pertahanannya. Bahkan di sisi yang lain, perkembangan
teknologi ini telah sampai pada tahap pemenuhan pangan manusia. Teknologi ini
mampu mencetak produk dengan bahan cokelat yang dapat dimakan begitu saja.
Dalam waktu dekat ini juga, para peneliti sedang mencoba mengembangkan
teknologi 3D printing untuk menjawab kebutuhan dan kegelisahan para astronot
atau peneliti luar angkasa. Teknologi ini sedang dikembangkan untuk mampu
mencetak makanan yang lebih kompleks.
Dari segi harga,semenjak dimulainya
abad ke 21 dimana telah berkembangnya teknologi secara besar, harga pasar untuk
3D printer ini meningkat. Tercatat oleh seorang konsultan, bahwa pada tahun
2012 harga ini meningkat sejumlah 29% dari tahun 2011 yaitu sebesar 2,2
juta dolar. Meskipun begitu, dapat dispekulasikan bahwa suatu saat teknologi 4
ini akan menjadi konsumsi publik yang dapat dengan mudah ditemukan pada pasar,
karena pada dasarnya teknologi ini dapat menekan biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk membeli sejumlah barang rumah tangga tertentu, karena saat
memiliki printer ini mereka dapat langsung menciptakan berbagai barang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan mereka.
Cara Kerja Mesin 3D Printer :
1. Model objek 3D
Model Objek 3D dari 3D dapat dibuat langsung
mengunakan software untuk model 3D. seperti Auto CAD, dan software animasi 3D
lainnya.
2. Printing
Bila desainnya sudah di buat maka proses
pencetakan pun dimulai, Proses printing menggunakan prinsip dasar Additive
Layer dengan rangkaian proses mesin membaca rancangan 3D dan mulai menyusun
lapisan secara berturut-terut untuk membangun model virtual digabungkan secara
otomatis untuk membentuk susunan lengkap yg utuh.
3. Finishing
Teknikini adalah teknik tambahan untuk
menyempurnakan proses ini dapat pula menggunakan teknik multiple material atau
material berbeda; seperti memberikan warna atau mengkombinasikan warna.
Nama : Andi Muhamad Ihsan
Kelas : 2KA30
NPM : 10115681
Kelas : 2KA30
NPM : 10115681
TUGAS SOFTSKILL : ARBI PRAMANA