Kamis, 30 November 2017

PERBANDINGAN 3 NEGARA ASIA TENTANG SISTEM CERDAS DI BIDANG TEKNOLOGI

1. Sophia Robot pertama di anggap sebagai penduduk di Arab Saudi

Pengumuman itu dibuat pada persidangan Inisiatif Pelaburan Masa Depan (FII) di Riyadh, 25 Oktober lalu.Persidangan FII yang dibiayai Dana Pelaburan Awam bertujuan untuk mengetengahkan cita-cita tinggi Arab Saudi dalam mencorak masa depan mereka melalui pelan Wawasan 2030.Dengan pengumuman itu, satu sejarah tercipta apabila sebuah robot diiktiraf sebagai penduduk yang sebelum ini tidak pernah dilakukan oleh mana-mana negara.
Kerajaan Arab Saudi merupakan negara pertama yang memberikan kewarganegaraan kepada robot. Namun, setakat ini tiada perincian mengenai butiran kewarganegaraan Sophia.Sophia dibina oleh syarikat Hanson Robotics Ltd., yang berpangkalan di Hong Kong.Robot menyerupai manusia itu mempunyai ekspresi wajah, estetika dan interaktiviti yang luar biasa.Sophia juga berkemampuan meneliti pelbagai soalan mengenai robot lain.
Apabila ditanya mengenai robot futuristik jahat yang digambarkan dalam filem-filem seperti Blade Runner 2049, Sophia berkata, manusia tidak perlu takut.
2. Robot Bedah asal Korea

            Peneliti di Korea Selatan tengah mengembangkan robot yang membantu dalam operasi pasien, kendati memang diakui pengembangan teknologi ini masih lebih mahal daripada operasi konvensional. 
Robot ini memungkinkan dokter untuk melakukan operasi rinci dengan sayatan minimal, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan nyeri, serta waktu pemulihan lebih cepat. 
Para dokter mengatakan, robot akan berguna untuk operasi tumor ganas di daerah seperti hati. Menurut mereka, robot operasi adalah pengembangan paling maju dalam bedah invasif minimal, meskipun laporan mengenai robot yang membantu operasi pengangkatan tumor di atau sekitar pankreas atau di saluran empedu masih sangat kecil.
Menurut dokter, operasi kanker tiroid menggunakan robot lima kali lebih mahal daripada metode konvensional yang dilindungi oleh asuransi kesehatan nasional.
3.  Robot Polisi asal Dubai


Untuk saat ini robot polisi itu masih dalam tahap uji coba dan jika eksperimen tersebut sukses maka Dubai berencana mengisi 25 persen dari petugas patroli lalu-lintasnya dengan robot pada 2030.

Robot itu juga akan dilibatkan untuk menjaga serta mengatur keamanan pada pameran berskala internasional, Expo 2020, yang digelar di Dubai.
Robot itu juga dipersenjatai dengan kamera dan peranti pemindai wajah. Alat-alat ini bisa membantunya untuk mengidenfikasi pelaku kriminal.

Selain itu kamera juga bisa digunakan untuk memonitor pelat kendaraan yang melanggar lalu-lintas, serta memantau potensi ancaman terorisme tanpa harus membahayakan personel polisi manusia.

Publik juga bisa melaporkan kejahatan pada robot polisi itu dengan memanfaatkan komputer layar sentuh yang tersedia pada dadanya.

Adapun robot tersebut diciptakan oleh PAL Robotics, sebuah perusahaan yang berbasis di Barcelona, Spanyol.



Keuntungan dan Kerugian Sistem Cerdas beserta Pandangan Penggunaan Cerdas

TEKNOLOGI SISTEM CERDAS.



 Mobil tanpa sopir(Bidang Industri)
Keuntungan :
1.     Mengurangi angka kecelakaan.
2.    Menghemat waktu karena menggunakan sistem cerdas
3.    Menggunakan banyak informasi agar dapat di tujuan dengan cepat

Kerugian :
1.     Manusia tersingkir untuk pekerjaan supir pribadi
2.    Kurang efektif jika adaptasi sistem ini kurang cepat
3.    Manusia jadi bergantung dengan mobil tanpa supir


Pandangan kedepan nya untuk Negara Indonesia dalam penggunaan Sistem Cerdas.
Mungkin kedepan nya Indonesia bisa mengejar ketinggalan nya dengan Negara lain dalam hal teknologi (Sistem Cerdas). Menjadi lebih efektif dan tepat guna. Tidak di salah gunakan dan tidak membuat manusia menjadi ketergantungan. Tidak ada yang di rugikan. Dan membuat manusia sadar dan tidak ingin kalah dengan teknologi(Sistem Cerdas) dalam hal persaingan seperti pekerjaan dan lain nya.

Senin, 30 Oktober 2017

Kecerdasaan Buatan Suatu Perusahaan

1. Carilah contoh teknologi kecerdasan buatan perusahaan/pemerintahan
              General Motors dan divisi mengemudi otomatis, Cruise Automation telah mengumumkan bahwa mereka sudah berhasil menciptakan kendaraan fully autonomous pertama di dunia tanpa memerlukan sopir. Dalam penyataan yang dipublikasikan oleh Carscoops, chief executive dan pendiri Cruise Automation, Kyle Vogt mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi mobil tanpa sopir generasi ketiga yang sudah mengantongi semua persyaratan keselamatan. Dengan begitu mobil tanpa lingkar kemudi itu mendapat predikat aman untuk melaju di jalan raya. Mobil tanpa sopir yang dimaksud perusahaan adalah Chevrolet Bolt yang sudah mengalami perombakan besar. Cruise Automation mengatakan bahwa pihaknya memiliki semua perangkat keras yang diperlukan untuk membangun kendaraan full otonom di pabrik perakitan yang mampu memproduksi mobil lebih dari 100 ribu unit per tahun. Sama seperti Tesla, perusahaan akan melakukan penyempurnaan pada perangkat lunak. Sebelum mobil berteknologi otonom, Bolt sampai ketangan konsumen, perusahaan akan terlebih dulu memperkenalkan versi prototipenya di jalan-jalan di San Francisco, Amerika SErikat (AS). Nantinya mobil tersebut akan dikendalikan oleh karyawan Cruise dari kabin, selain itu untuk mengantisipasi bila sensor yang ada di mobil salah membaca keadaan sekitar. Sensor untuk mendeteksi rambu-rambu juga sudah begitu canggih. Di Eropa, batas kecepatan di jalan tol selalu berubah. Dan secara 'real time' sensor otomatis yang ada di kamera depan E 400 akan membaca dan meng-update petunjuk batas kecepatan. Ketika laju kendaraan melampaui batas aman, lagi-lagi akan muncul indikator di dashboard yang mengingatkan pengemudi untuk menurunkan kecepatan. Ketika melintas di jalan tol dengan kecepatan di atas 100 km/jam, sensor-sensor tersebut terasa sekali sangat memudahkan pengemudi untuk mengontrol kendaraannya. Ketika tanpa sadar mulai melenceng dari jalur atau bahkan sampai menginjak marka jalan, isyarat akan langsung muncul dan berkedip-kedip di dashboard.

2. Visi dan misi perusahaan/pemerintahannya
          Vogt mengatakan bahwa mobil tanpa sopir ini telah dirancang untuk membantu manusia agar lebih mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Meski dapat berjalan secara otomatis, Vogt mengimbau supaya penumpang tidak makan atau minum, dan bermain telepon genggam pada saat kendaraan berjalan. Hal itu bertujuan supaya penumpang bisa mengambil alih kendaraan jika melaju tidak pada jalurnya. Tanpa perlu memegang kemudi, atau bahkan menginjak gas dan rem, mobil bisa diprogram dengan sangat mudah untuk berjalan sendiri mencari posisi yang sesuai di tempat parkir. Sangat presisi, sehingga benar-benar sangat membantu bagi yang sering 'kepentok' di parkiran.
Sementara itu penggunaan mobil otonom diprediksi baru akan ramai pada 2021.

3. Teknologi yang digunakan
           Mercedes misalnya, sudah mengenalkan mobil Smart Vision EQ ForTwo dengan desain imutnya. Juga ada Audi yang sudah mengenalkan Aicon, yang juga tidak membutuhkan pengemudi.



Selasa, 26 September 2017

Teknologi Sistem Cerdas

Definisi Peng. Teknologi Sistem Cerdas
Menurut Ruli Manurung, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, sistem cerdas adalah sistem yang berpikir seperti manusia, bertindak seperti manusia serta berpikir dan bertindak secara rasional.
Macam-macam Sistem Cerdas :
·         Neural network disebut juga sebagai jaringan saraf tiruan (JST), yaitu jaringan dari sekelompok unit pemrosesan yang diciptakan berdasarkan bagaimana saraf manusia bekerja. Kemudian mulai dikembangkan sistem yang dapat berpikir seperti manusia, yang disebut sebagai Artificial Intelegent (AI). 
·          Fuzzy Logic merupakan kecerdasan buatan yang pertama kali dipublikasikan oleh Prof.Dr. Lotfi Zadeh yang berasal dari Pakistan. Melalui fuzzy logic ini sistem dapat membuat keputusan sendiri dan terkesan seperti memiliki perasaan, karena memiliki keputusan lain selain iya (logika 1) dan tidak (logika 0). Oleh karena itu fuzzy logic sangat berbeda jauh dari alur logaritma pemrogaman konvensional yang saya pelajari selama ini. Sebagai contoh adalah robot yang menggunakan fuzzy logic dapat memprediksikan kapan ia harus bertindak atau menghindar saat ada halangan di depannya dengan hanya ada peringatan ‘awas’ dan tanpa ada hitungan matematis yang diberikan oleh user. Sedangkan robot yang menggunakan alogaritma pemrograman konvensional tidak akan dapat memutuskan sendiri untuk menghindar dari halangan yang ada di depannya.
Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.
            Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.     
                Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
           Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.
                Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Pada tahun 1982, para ahli fisika seperti Hopfield menggunakan teknik-teknik statistika untuk menganalisis sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan syaraf pada memori. Pada tahun 1985-an sedikitnya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma pembelajaran propagansi balik (Back-Propagation learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam ilmu komputer dan psikologi. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparovdalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.

           Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.

Contoh penerapan teknologi sistem cerdas di kehidupan sehari-hari
Game biasanya memiliki karakter yang dikontrol oleh user, dan karakter lawan yang dikontrol oleh game itu sendiri. Dimana kita harus merancang aturan-aturan yang nantinya akan dikerjakan oleh karakter lawan. Game akan menjadi menarik apabila karakter lawan (non-player) bereaksi dengan baik terhadap apa yang dilakukan oleh player. Hal ini akan memancing penasaran user dan membuat game menarik untuk dimainkan. Tujuan intinya adalah membuat non-player memiliki strategi yang cerdas untuk mengalahkan player. Pada bidang ini,  AI dibutuhkan, yaitu untuk merancang dan menghasilkan game yang fun serta antarmuka antara man-machine yang cerdas dan menarik untuk dimainkan






Minggu, 18 Juni 2017

SLA (Service Level Agreement) & Operational-Level Agreement (OLA)

SLA (Service Level Agreement)
SLA kependekan Service Level Agreement, SLA adalah perjanjian tingkat layanan yang diberikan dari ISP kepada pelanggannya, tingkat layanan terhadap gangguan yang terjadi pada internet sampai dengan proses perbaikan. Bisa diartikan juga jaminan atau kesanggupan dalam memberikan garansi layanan selama masa kontrak.
Apabila tingkat SLA yang telah disepakati bersama tidak terpenuhi, maka pelanggan berhak mendapatkan pengurangan pembayaran, dan pihak pemberi layanan harus mengevaluasi masalah yang terjadi agar dapat meningkatkan tingkat layanannya.
SLA sangat diperlukan untuk mengukur tingkat kinerja penyedia internet, hal ini akan memberikan kepuasan layanan yang diperoleh oleh pelanggan. semakin tinggi tingkat terpenuhinya SLA maka akan memberikan nilai positif bagi ISP, diharapkan akan menjadi rekomendasi kepada pelanggan lain yang ingin menggunakan jasa ISP tersebut.
Pihak Pelanggan akan merasa terjamin dari ketersedian informasi, layanan gangguan hingga penanganan masalah dari provider. sehingga pelanggan merasa aman dalam menjalankan aktifitasnya dari layanan yang baik. SLA yang rendah pada internet akan mengganggu, contohnya pada perusahaan yang bergerak pada perbankan, sekolah, dan lembaga lain yang aktifitas bisnisnya bergantung pada internet.

SLA multilevel: SLA dibagi ke dalam tingkat yang berbeda, masing-masing menangani beragam pelanggan untuk layanan yang sama, dalam SLA yang sama.
1.  SLA tingkat perusahaan: Meliputi semua manajemen tingkat layanan generik (sering disingkat SLM) yang sesuai untuk setiap pelanggan di seluruh organisasi. Isu-isu ini cenderung kurang stabil dan pembaruan (review SLA) kurang sering dibutuhkan.
2.   SLA tingkat pelanggan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan kelompok pelanggan tertentu, terlepas dari layanan yang digunakan.
3.  SLA tingkat layanan: mencakup semua masalah SLM yang relevan dengan layanan spesifik, sehubungan dengan kelompok pelanggan khusus ini.

Contoh kasus :
Bagaimana sistem perhitungan SLAnya? Dari pengalaman biasanya nanti akan menggunakan satuan menit, dan dalam 30 hari ada 43200 menit. Misal SLAnya 99% maka jaminan uptimenya adalah 42768 menit, dan anda baru bisa mengklaim ganti rugi downtimenya setelah melewati waktu 432 menit atau 7,2 jam. Cukup lama kan? Ini cuma ilustrasi saja, banyak kok yang menggunakan angka 99,9% uptime dan ini cuma 43,2 menit. Atau malah lebih hebat lagi SLA 99,99% jadi sekitar 4,32 menit atau sekitar 259,2 detik.
Setelah batas waktu downtimenya terlewat baru bisa diperhitungkan klaim ganti ruginya. Banyak dari provider VPS menggunakan sistem pro-rate (pro-rata) dimana yang dikembalikan uangnya hanya selama downtime tersebut berlangsung. Misal kita pakai standar VPS 512MB dengan tarif $5 per bulan dan terjadi downtime selama 1 jam dan SLAnya sendiri 99.99%, maka:
60 menit/43200 menit * 5 USD =
0.00138888888 * 5 USD = 0.00694444444 USD
Ya… tidaklah besar atau berarti. Bahkan kadang lebih rugi dibandingkan potensi pendapatan selama down tadi apabila ini online shop. Tapi ada kok yang memberi jaminan 200% ganti rugi, tapi silahkan hitung saja sendiri 2 kali lipat dari hasil diatas jadi berapa. Tetap kecil kan? 
Moral ceritanya, SLA itu bagus dan menunjukkan kepercayaan diri providernya tapi jangan dijadikan acuan utama. Karena apabila pas down maka kita sendiri tidak mendapatkan ganti rugi yang sebanding. Dan biasakan melakukan backup rutin agar pas terdeteksi adanya masalah bisa langsung pindah ke provider lain, baik sementara atau permanen.
  OPERATIONAL-LEVEL AGREEMENT (OLA)
Perjanjian tingkat operasional (operational level agreement / OLA) adalah kontrak yang menentukan bagaimana berbagai kelompok TI dalam perusahaan berencana memberikan layanan atau rangkaian layanan atau dapat  di definisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level agreement (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. OLAs dirancang untuk mengatasi dan memecahkan masalah TI dengan menetapkan seperangkat kriteria tertentu dan menentukan rangkaian layanan TI tertentu yang masing-masing departemen bertanggung jawab.
          Perlu dicatat bahwa istilah Service Level Agreement (SLA) digunakan di banyak perusahaan saat membahas kesepakatan antara dua kelompok internal, namun sesuai dengan kerangka kerja ITAP untuk praktik terbaik, jenis kontrak internal ini harus disebut Sebuah Perjanjian Tingkat Operasional. operational-level agreement (OLA Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas, ringkas dan terukur.
Enam trik mdudah untuk mempelajari OLA
1. Tentukan semua layanan TI yang bertanggung jawab dalam Katalog Layanan.
2. Sebagai CIO, terlibat dalam proses ini dengan memahami apa yang dibutuhkan masing-masing layanan.
3. Tentukan pemain kunci (tim jaringan, kelompok server, dll) dan tanggung jawab mereka.
4. Letakkan setiap harapan kelompok TI untuk mengirimkan setiap layanan.
5. Datang dengan rencana kontingensi untuk kejadian tak terduga.
6. Uji dan uji ulang OLA, dan buat perubahan bila diperlukan. OLA, seperti SLA, seharusnya tidak statis dan harus memiliki tanggal mulai, tengah dan akhir.



Nama : ANDI MUHAMAD IHSAN
Kelas    : 2KA30
NPM     : 10115681

Sabtu, 20 Mei 2017

MANAJEMEN LAYANAN SI : MEMBANDINGKAN 3 FRAMEWORK

     1.  ITIL atau Information Technology Infrastructure Library 
suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
·         Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
·         Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri.
·         Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional
·         Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
·         Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle



  1. Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
    Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).
    Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
·         Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : 
Ă¼  Planning & Organization 
Ă¼  Acquisition & Implementation 
Ă¼  Delivery & Support , dan 
Ă¼  Monitoring & Evaluation.
·         Audit Guidelines
·         Management Guidelines
      COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
·         Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
·         Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
·         Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
·         Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
·         Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
·         Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
·         Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.




      3. Microsoft Operations Framework (MOF)
terdiri dari best practice, prinsip, dan kegiatan yang memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI). MOF menyelenggarakan kegiatan dan proses TI dalam fungsi manajemen layanan (SMF), yang berlangsung dalam siklus hidup yang terdiri dari tahapan perencanaan, penyampaian, operasional, dan pengelolaan.
·         Tahapan Operasional
Pada tahap ini, kontrol membuat layanan TI stabil, memberi kebebasan TI untuk
meningkatkan interface pelanggan.
·         Tahapan Perencanaan
Selama tahap perencanaan, bisnis dan pekerjaan TI sebagai mitra untuk menentukan fokus TI dalam memberikan layanan yang memungkinkan organisasi untuk berhasil.
·         Tahapan Penyampaian
Tahap ini menyediakan mekanisme untuk pelaksanaan proyek besar ke dalam
lingkungan hidup dengan memastikan setiap proyek benar-benar direncanakan,
dibangun, dan digunakan serta stabil.





Kesimpulan :
Jika kita lihat dari segi framework ITIL, dia lebih rinci,kompleks dan lebih tertata untuk organisasi TI. Sedangkan COBIT lebih ke arah membantu penggunaan dan membantu agar masalah-masalah teknis dapat terkontrol . Lalu metode MOF lebih ke arah mencari solusi,dan membuat user menjadi handal dengan cara membuat perencaan lalu memilih teknik menyampaian agar dapet di operasional kan dan dapat di kelola dengan baik.


Nama : ANDI MUHAMAD IHSAN
Kelas    : 2KA30
NPM     : 10115681

Kamis, 20 April 2017

MANAJEMEN LAYANAN SI : Capability Maturty model integration & Six Sigma

1. Perkenalan

Ketersediaan layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit didasarkan pada klasifikasi rumah sakit yang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus [1]. Dengan banyaknya layanan kesehatan yang diberikan, sebuah rumah sakit idealnya harus mengorganisir semua layanan kesehatan untuk mendapatkan kepuasan pasien selaras dengan kualitas data keluaran. Tapi faktanya, terkadang rumah sakit merasa terbebani saat memberikan layanan kesehatan yang terlalu banyak dari pasien namun tidak ditambah dengan sistem pelayanan kesehatan yang tepat. Beberapa rumah sakit telah menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (HIS) sebagai sistem informasi yang diimplementasikan di rumah sakit untuk mengelola informasi, mengumpulkan informasi, penyimpanan data, pengolahan data, pertukaran data dan ekstraksi untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengguna [2]. Kualitas layanan kesehatan bergantung pada kualitas informasi di rumah sakit dan kualitas informasi (IQ) adalah elemen kunci yang kompetitif untuk organisasi yang sedang berjalan.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Six Sigma. Six Sigma adalah pendekatan peningkatan kualitas yang secara sistematis efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi berdasarkan penggunaan berbagai teknik analisis statistik [3]. Tujuannya adalah untuk mengurangi varians proses dengan menghilangkan cacat yang mengganggu kepuasan pelanggan [4]. Perbaikan dan peningkatan kualitas informasi di rumah sakit, kualitas layanan kesehatan harus ditingkatkan secara signifikan. Tujuan makalah ini adalah untuk menetapkan parameter IQ untuk rumah sakit dan membuat model peningkatan IQ berdasarkan metode Six Sigma.
Makalah ini disusun sebagai berikut: di bagian 2 kami menyajikan tentang kualitas informasi di rumah sakit, di bagian 3 kami menjelaskan tentang Six Sigma sebagai metode yang digunakan dalam makalah ini. Pada bagian 4, kami menyajikan model peningkatan kualitas informasi untuk Sistem Informasi Rumah Sakit menggunakan Six Sigma, paling tidak di bagian 5 adalah kesimpulan sebagai hasil rangkuman.
 
2. Kualitas Informasi di Rumah Sakit
 
Informasi yang dibutuhkan tidak hanya dilihat dari kuantitas informasi, tapi juga kualitasnya. 
Kualitas informasi dianggap sebagai penentu proses data output yang akan dikomunikasikan
 kepada pengguna atau dapat 
dianggap sebagai masukan untuk proses lain. 
Dalam hal ini, IQ memainkan peran penting dan harus diciptakan sebagai indikator sukses dari 
proses kursus. 
IQ ditentukan oleh tujuh hal yaitu: (1) Aksesibilitas, 
(2) Kelengkapan, 
(3) Akurasi, 
(4) Tepat, 
(5) tepat waktu, 
(6) Jelas, dan 
(7) Fleksibilitas.
 Sementara Eppler (2006) mengatakan ada 70 kriteria IQ yang banyak digunakan [7]
Di bagian kesehatan, kualitas kesehatan adalah tingkat di mana perawatan kesehatan individu
 akan meningkatkan probabilitas
 hasil kesehatan yang diinginkan sesuai dengan pengetahuan dari spesialis kesehatan saat ini [8]. 
Ada enam dimensi IQ yang terkait dengan kesehatan pada institusi kesehatan [10]: 
(1) Aman, 
(2) Efektif, 
(3) Efisien, 
(4) Tepat waktu,
(5) Penderita terpusat, dan 
(6) setara. 
IQ di rumah sakit menjadi faktor penting dalam pelayanan kesehatan kepada pasien,
 sehingga yang
 terpenting adalah IQ di rumah sakit; Adalah: 
(1) Mempromosikan akuntabilitas antara penyedia layanan kesehatan, (
2) Menginformasikan fokus pengembangan kebijakan, dan 
(3) Memungkinkan penyedia dan fungsionaris untuk belajar tentang peningkatan kualitas
 di antara mereka.

3. Six Sigma
 
Sigma adalah pendekatan peningkatan kualitas yang secara sistematis efektif untuk 
meningkatkan kinerja
 organisasi berdasarkan penggunaan berbagai 
teknik analisis statistik [3]. Tingkat sigma yang lebih tinggi, tingkat probabilitas cacat
 yang lebih kecil terjadi pada produk. 
Namun, sejumlah organisasi lebih suka menggunakan 
Six Sigma karena memiliki standar hanya mereproduksi 3,4 Cacat Per Juta
 Kesempatan (3,4 DPMO) [3]. Tujuannya adalah untuk 
mengurangi varians proses dengan menghilangkan
 cacat yang mengganggu kepuasan pelanggan [4]. Six Sigma memiliki perhatian
 
 
Pada peningkatan kualitas dengan mengurangi cacat. DMAIC adalah proses loop 
tertutup yang

 menghilangkan langkah-langkah tidak produktif, 
seringkali berfokus pada pengukuran baru, dan menerapkan teknologi untuk 
perbaikan terus-menerus [11].
 Gambar 1 menunjukkan gambaran jelas tentang langkah-langkah DMAIC. 
Ada lima tahap dalam langkah-langkah DMAIC yaitu: 
(1) Define, adalah menentukan masalah dan ruang lingkup proyek; 
(2) Mengukur, mengukur kualitas kinerja proses saat ini; 
(3) Menganalisa, menganalisa kinerja proses untuk memisahkan permasalahan;
 (4) Memperbaiki, memperbaiki kinerja dengan memberikan solusi masalah 
(5) Kontrol, mengendalikan proses atau produk yang sudah diperbaiki untuk 
memastikan pencapaian target.

Model yang diusulkan untuk peningkatan IQ menggunakan 
Six Sigma untuk perawatan kesehatan
 di Rumah Sakit dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

 
Ara. 2. Model Peningkatan IQ untuk rumah sakit berdasarkan Six Sigma
 
 
Penjelasan umum tentang model peningkatan IQ dijelaskan di bawah ini.
• Identifikasi: Identifikasi terdiri dari empat bidang utama: 
(1) Identifikasi ruang lingkup dan tujuan, 
(2) Faktor Kesuksesan Kritis (Critical Success Factors / CSF), 
(3) Informasi Kritis, dan 
(4) Parameter pengukuran IQ. 
Hasil dari langkah ini adalah informasi penting dan parameter pengukuran IQ.
• Analisis dan Perencanaan Solusi: Pada tahap ini, metode Six Sigma digunakan
 untuk merinci perencanaan solusi
Selaras dengan langkah-langkah DMAIC, yang meliputi:
 (1) Mendefinisikan parameter untuk setiap langkah DMAIC, dan 
(2) pilihan alat dan teknik untuk setiap langkah DMAIC. 
Setiap langkah sudah terfokus pada informasi kesehatan di rumah sakit.
 Kuesioner adalah dokumen perencanaan analisis dan solusi.
• Penilaian dan Evaluasi: Penilaian dan evaluasi dilakukan setelah ada rekomendasi solusi
Sebagai hasil analisis dan langkah perencanaan solusi. Langkah ini harus
 selesai sebelum menyerahkan solusi dewan manajemen rumah sakit.
• Implementasi Solusi: Sebelum menerapkan solusi, penerimaan dan 
kesepakatan harus dilakukan
Antara tim proyek dan dewan manajemen rumah sakit. Penerimaan dan
 kesepakatan didasarkan pada hasil penilaian dan evaluasi sebelumnya.
4.1.   Identificatin
Lingkup dan tujuan telah ditentukan berdasarkan visi dan misi rumah sakit
 karena setiap rumah sakit harus memiliki 
visi dan misi yang berbeda.Lebih baik jika visi dan misinya mendukung rumah sakit. 
Namun, dalam model ini, 
ruang lingkup dan tujuan akan dilengkapi dengan rumah sakit studi yang dirancang.
 Faktor keberhasilan kritis (CSF) merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan
 pelaksanaan sebuah proses. 
Pada langkah ini, CSF merupakan terjemahan dari tujuan rumah sakit.
 Setiap rumah sakit akan memiliki CSF yang berbeda dalam kaitannya dengan
 visi, misi, dan kebutuhannya.
 Informasi penting adalah informasi penting yang mengatur proses berjalan.
 Ada dua cara untuk menentukan informasi penting di rumah sakit. 
Pertama, diperoleh langsung dari CSF dengan perspektif kepentingan informasi berdasarkan 
standar rumah sakit. 
Terkait dengan standar CSF yang ditetapkan sebelumnya, informasi penting untuk rawat inap 
di Rumah Sakit Pintar adalah informasi tentang: 
(1) identitas pasien,
(2) petugas rumah sakit, 
(3) pemeriksaan rujukan, 
(4) anamnesis, 
(5) diagnosis, 
(6) tindakan medis, 
(7) hasil laboratorium, 
(8) apotek dan obat-obatan yang diberikan, 
(9) fasilitas kesehatan,
(10) Biaya kesehatan, 
(11) perusahaan hipotek, dan 
(12) media penulisan informasi seperti: penerimaan, kartu kontrol, kertas, dll.
Kedua, kita dapat mendefinisikan informasi penting dengan mengidentifikasi 
hubungan antara informasi dan jumlah total cacat / kesalahan. 
Untuk kemudahan pemahaman,
 lihatlah grafik pada Gambar 3 tentang perbandingan informasi dan cacat / kesalahan.
 
Berdasarkan Gambar 3, ada beberapa hal yang menunjukkan darinya: 
(1) Seberapa penting informasi, 
(2) Prioritas peningkatan IQ. 
Jumlah cacat yang lebih tinggi, artinya informasi yang lebih penting adalah. 
Informasi yang lebih penting,
 itu berarti prioritas peningkatan IQ yang lebih tinggi. 
Jumlah cacat yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi prioritas peningkatan IQ.
 Cara kedua bisa digunakan jika ada data fakta yang dilengkapi dengan
 cacat statistik untuk setiap data.
 Parameter pengukuran IQ untuk rawat inap di rumah sakit yang harus dipenuhi 
oleh setiap informasi penting dijelaskan di bawah ini. 
Masing-masing kriteria akan dipetakan ke dalam informasi 
penting yang ditetapkan sebelumnya sehingga akan menghasilkan hasil parameter rinci
 informasi penting.
• Akurasi: Informasi harus bebas dari kesalahan / cacat dan tidak ambigu.
• Aksesibilitas: Informasi harus mudah didapat oleh pihak yang berminat dan dibutuhkan, 
agar proses perawatan kesehatan lebih mudah dilaksanakan.
• Kelengkapan: Informasi harus lengkap tanpa ada yang tertinggal.
• Tepat waktu: Waktu pengiriman informasi. Jika informasi terlambat disampaikan,
 akan terjadi pada tingkat kepentingan informasi.
• Jelas: Akan lebih baik jika informasi telah dikemas dengan format yang mudah dibaca.
• Relevansi: Informasi harus berguna dan terkait dengan kebutuhan pengguna.
 Begitu juga dengan tingkat efektifitas informasi. Informasi

 harus digunakan untuk memenuhi hal yang benar.
• Aman: Informasi harus aman dan memiliki sistem keamanan sendiri untuk melindungi
 kerahasiaan informasi.
• Efisien: Informasi tidak terlalu sering digunakan dan harus memenuhi hal
 yang benar untuk mendapatkan hasil maksimal.
4.2. Analisis dan Perencanaan Solusi
Ada dua hal dalam melakukan langkah-langkah ini: 
(1) Memilih alat dan teknik untuk setiap langkah DMAIC; 
(2) Buat detail perencanaan solusi berdasarkan langkah DMAIC. 
Model peningkatan IQ untuk rumah sakit dibagi menjadi lima area utama
 yang sesuai dengan lima langkah DMAIC: 
mendefinisikan, mengukur, menganalisis, memperbaiki, dan mengendalikan. 
Setiap langkah memiliki proses dan alat kunci yang dipilih untuk setiap 
langkah karena Tabel 1 di bawah ini.
Fase menentukan menjelaskan tentang kondisi saat ini, proses, dan masalah umum
 organisasi. Ini termasuk penjelasan tentang pelanggan, 
kebutuhan pelanggan, lingkup, tujuan / sasaran, proses bisnis dan plot. 
Setelah mengetahui kondisi, proses, dan masalah umum saat ini, langkah selanjutnya 
adalah tahap ukur, yaitu membuat perencanaan pengumpulan

 data sebelum melakukan pengukuran data di rumah sakit. 
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui masalah utama dan kemampuan
 proses rumah sakit. Dari hasil pengukuran tentang suatu proses yang 
dilakukan, selanjutnya dilakukan tahap analisis, 
yaitu melakukan analisis mendalam tentang data dan proses untuk mengetahui
 permasalahan akar penyebab rumah sakit.
 Selanjutnya, jika akar penyebab telah didefinisikan, solusi alternatif
 untuk setiap masalah harus dibentuk. 
Nantinya, prioritas setiap solusi alternatif harus dilakukan untuk membuat keputusan 
tentang solusi terbaik. Sebelum menerapkan solusinya,
 perlu diujicoba terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan solusinya.
 Pada tahap kontrol, pengendalian implementasi solusi dilakukan. Oleh karena itu, 
diperlukan rencana pengendalian untuk melacak 
proses pelaksanaan dan sebagai evaluasi proses selanjutnya.

4.1. Penilaian, Evaluasi, dan Implementasi Pada tahap penilaian dan evaluasi, penilaian dan evaluasi perlu diketahui apakah ada revisi rekomendasi solusi sebelum diserahkan ke dewan manajemen rumah sakit. Hasil dari langkah ini adalah dokumen penilaian dan evaluasi. Hasil penilaian dan evaluasi solusi berpengaruh terhadap proses keputusan rekomendasi solusi. Jika solusi ditandai dengan baik, ada kemungkinan untuk menerapkannya ke rumah sakit. Tapi, jika hasilnya buruk, perlu dilakukan perbaikan terhadap solusi yang diberikan. 1. Kesimpulan Kualitas informasi adalah elemen penting di rumah sakit karena kualitas informasi sebagai salah satu penentu tingkat kesehatan rumah sakit. Metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas informasi di rumah sakit adalah Six Sigma. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi varians informasi mengenai proses perawatan kesehatan. Model yang diusulkan untuk memperbaiki kualitas informasi di rumah sakit terdiri dari empat tahap, yaitu: identifikasi, analisis dan perencanaan solusi, penilaian dan evaluasi, dan implementasi. Penerapan metodologi Six Sigma (DMAIC) diterapkan dalam perencanaan analisis dan solusi. Hasil perencanaan solusi adalah proses kunci dan alat yang dipilih untuk setiap langkah.
Nama : Andi Muhamad Ihsan NPM : 10115681 Kelas : 2KA30 TUGAS SOFTSKILL PAK NUGRAHA SULAEMAN https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/1888/1497

Bahasa Inggris 2 - Soal Ilmu Komputer

The earliest foundations of what would become computer science predate the invention of the modern digital computer. Machines for calcula...